Yogyakarta, (ProgoNews.com) Rencana pemerintah melakukan import beras sebesar 1-1,5 juta ton sebagaimana disampaikan oleh Menko Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sangat merugikan petani. Rencana ini telah menyebabkan anjloknya harga harga jual gabah kering panen (GKP) di kalangan petani.
Ketua Gerbang Tani DIY Muhammad Rosul menyatakan, hasil panen yang dinikmati petani tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
“Biaya produksi petani padi cukup besar, kalau toh dijual, hasilnya tak sebanding dengan cost produksi. Tapi justru pemerintah akan impor, sangat menyengsarakan petani kita”, kata pria yang akrab dipanggil Rosul tersebut.
Rosul juga mengungkapkan bahwa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai lumbung padi, yakni Kabupaten Bantul dan Sleman.
“Para petani kita pasti sangat terpukul. Khususnya di Sleman dan Bantul. Petani sudah berupaya memproduksi sebaik mungkin meski berhadapan dengan cuaca yang tidak menentu. Rencana impor justru berpengaruh terhadap pasar, petani pasti rugi”, tututrnya.
Gerbang Tani DIY akan terus mengawal rencana impor beras oleh pemerintah sampai rencana tersebut dibatalkan.
“Gerbang Tani akan selalu komitmen mengawal, sampai dibatalkan (rencana impor beras). Karena petani kita penolong Negeri, itu dawuh KH. Hasyim Asy`ari, tidak boleh disepelekan”, pungkasnya
Reporter : Ibnu Hiban
Comment